Friday, October 15, 2010

Trip to Madiun [I]

Tak pernah sekalipun sebelumnya terlintas dalam pikiran saya untuk berkunjung ke sebuah kota yang berada di barat Jawa Timur. Kota yang hanya pernah saya dengar dahulu di pelajaran sejarah ketika membahas mengenai pemberontakan PKI dan baca namanya di setiap rumah makan pecel di beberapa sudut Kota Depok dan Jakarta. Yah, memang hanya sekedar baca dan tahu saja. Tapi memang benar-benar tak pernah terlintas di benak saya untuk berkunjung ke Madiun. Tapi ternyata Tuhan punya rencana yang lain di luar apa yang saya pikirkan. Tak disangka ternyata saya bisa tiba di Kota Madiun.

Beberapa Minggu lalu, beberapa orang pengurus YES (Young Eagle Service) dipanggil oleh Kak Relly (begitu cara kami memanggil Pdt. Relly Christian Supith) untuk membahas salah satu program gereja, yaitu perjalanan misi Pulau Jawa dengan tujuan Kota Madiun.

Karena memang saya masih memiliki jatah cuti, yah saya menyatakan diri kalau saya bisa ikut pergi perjalana misi. Beberapa rekan yang lain yang bisa akhirnya meluangkan waktu untuk ikut perjalanan misi. Akhirnya terbentuk satu tim yang terdiri dari 7 orang. Saya sendiri, Della, Ivan, Nona, Welly, Wilma, serta kak Relly.

Pada hari yang ditentukan, maka segenap tim mempersiapkan diri untuk berangkat memulai perjalanan misi ini. Perjalanan dari Depok menuju Stasiun Gambir, kami diantar oleh Papinya Nona. Puji Tuhan kami bisa tiba di Stasiun Gambir dengan selamat meskipun beberapa berangkat langsung dari kantor, tapi kami bisa tiba di Stasiun Gambir tepat waktu.

Kami menunggu beberapa saat kedatangan kereta Gajayana yang kami tumpangi. Masuk ke dalam kereta, berbagi tempat duduk. Dan setelah meletakan barang2 di bagasi. Kami duduk dengan nyaman di kereta api.

Kereta berangkat pukul 17.30 WIB dari stasiun gambir. Kami menghabiskan waktu di kereta dengan mendengarkan musik, ngobrol, nonton film, baca buku, tidur, ngemil. Tak terasa kami sudah tiba di stasiun Madiun pada pukul 05.30 WIB pada hari Jumat. Ternyata kereta tiba satu jam lebih lama. Kami kurang tahu apa yang menjadi penyebab keterlambatan itu.

Sampai di Madiun, kami disambut oleh Usi Poppy (Usi adalah panggilan untuk kakak perempuan dalam bahasa Ambon) dan Mas Kirman yang menjadi driver kami selama perjalanan misi kami di Madiun. kami diantar ke sebuah bangunan yang biasa dipakai untuk kelas-kelas sekolah minggu, namun sudah disulap menjadi kamar-kamar tidur yang nyaman bagi kami. Kak Relly menyebutnya Hotel Haleluyah tapi saya lebih suka menyebutnya Hotel Anugerah. Yah, apapun namanya tempat tersebut merupakan peraduan ternyaman kami selama di Kota Madiun.


Setelah meletakkan barang2 kami di Hotel Anugerah, kami mandi dan kemudian menuju rumah makan "Suronatan" yang terkenal dengan es dawetnya untuk sarapan. Menu makanan yang dihidangkan mulai dari rawon, garang asem, ayam penyet dan hidangan lain khas Jawa Timur. Sedikit perkenalan sambil menyantap sarapan pertama kami di Kota Madiun.

Setelah sarapan, kami menuju GSJA Air Hidup yang terletak hanya beberapa rumah dari Hotel Anugerah. Dengan tujuan bertemu bapak Pdt. Petrus yang menjadi gembala GSJA Air Hidup yang memfasilitasi tim selama di Kota Madiun. Kami bertemu dengan beliau, sosok yang rendah hati, bersahaja. Beliau menggembalai sebuah gereja yang menjadi besar yang sudah berusia 40an tahun. Dengan kapasitas ruangan ibadah hampir ribuan orang.

Setelah bertegur sapa dan berkenalan, kami pamit diajak keliling sedikit Kota Madiun. Mampir sebentar di Plasa Madiun. Kemudian kami kembali ke Hotel Anugerah, istirahat sebentar sambil menunggu waktu makan siang.

Saat makan siang tiba, Usi Poppy sudah menyediakan bagi kami makanan yang lezat di pastori GSJA Air Hidup, tempat dimana Usi Poppy tinggal. Selesai santap makan siang, kami kembali ke Hotel Anugerah untuk beristirahat, mengingat kami tidak dapat beristirahat dengan baik selama di kereta api.

Pukul 15.00 kami bersiap2 untuk menuju tempat pelayanan pertama kami, GSJA Pulung. Sebuah desa yang kami kunjungi kira2 satu jam perjalanan dari Kota Madiun. Mas Kirman sang supir andalan membawa mobil dengan ngebut sampai kami tiba di Pulung. Kali ini tim didampingi juga oleh Ci' Lily.

GSJA Kristus Agung - Pulung di gembalai oleh Pdt. Yehuda, Seorang gembala yang bersahaja dan memiliki semangat yang menyala - nyala. Beliau diwarisi penggembalaan gereja dari ayahnya yang merintis gereja tersebut. Tim melayani dari pujian dan penyembahan (WL, singers, pemusik, Tambourine) serta pemberitaan Firman Tuhan. Jemaat GSJA Kristus Agung - Pulung hampir 90% orang tua dan 10% anak - anak sekolah minggu. Dari cerita diketahui kalau anak muda di desa tersebut ketika selesai sekolah, mereka lebih memilih mengadu nasib ke kota demi kehidupan yang lebih baik.

Kondisi GSJA Kristus Agung - Pulung bisa dikatakan agak memprihatinkan, apalagi fasilitas untuk sekolah minggu. Ruangan yang ala kadarnya untuk ibadah anak-anak sekolah minggu. Tapi jelas nampak dari anak-anak sekolah minggu yang ada bahwa keadaan itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk datang ke gereja.

Selesai pelayanan, ada fellowship bersama sekalian jemaat GSJA Kristus Agung - Pulung. Karena masih masuk wilayah Ponorogo, maka salah satu hidangan yang disajikan adalah sate khas Ponorogo. Setelah berfellowship dengan gembala serta jemaat di sana, kami kembali ke Madiun, mengingat perjalanan cukup jauh dan melewati daerah perkebunan yang tanpa lampu jalan. Dan akhirnya kami tiba dengan selamat di Hotel Anugerah. Lelah memang, tapi rasa lelah dan capek tersebut lebih kecil dibanding sukacita yang kami rasakan setelah pelayanan kami hari pertama. Tuhan baik dan sungguh amat baik :D




NB:Catatan dibuat berdasarkan pengalaman dan sudut pandang penulis :)

No comments:

Post a Comment